Rokok di negeri ini barangkali menjadi satu hal yang dianggap wajar keberadaannya. Kelihatannya seperti itu. Terlebih lagi di kalangan orang-orang pedesaan. Saya bisa mengatakan ini karena memang menyaksikannya secara langsung. Apakah di kota juga sama? Saya tak berhak mengatakan sama atau tidak. Takut tidak tepat dan jatuhnya jadi menghakimi. Belum baca-baca soalnya Saya sangat bersyukur […]
Monthly Archives: September 2017
Tanggal 30 september tahun ini, entah kenapa begitu gaduh. Meski sebetulnya tiap bulan dalam kalender masehi di negara kita selalu saja ada topik yang mampu membuat semua orang menjadi latah dalam bergunjing. Tak pandang profesi, mulai dari yang ahli sampai bau terasi (kuli di pabrik terasi), pasti mengomentari topik yang sengaja dihembuskan media ke dalam […]
Tak menarik memang jika peristiwa kekerasan dalam sejarah harus dihapus untuk tidak ditulis. Dan tidak sedikit sejarah Indonesia yang kita temui adalah tentang kekerasan, baik yang menjadi bagian dari Kolonialisme/Imperialisme, maupun yang merupakan rencana kemerdekaan. Karena bagi para pendahulu, kekerasan/pembunuhan adalah bagian dari pelajaran, strategi dan koentji yang mesti diterapkan. Dan sepakat atau tidak, itu […]
Saya tertarik menulis dengan judul ini terinspirasi dari jurnalnya kang Taufik (taufikadan.tumblr.com) yang berjudul Jujur Sejak Dari Medsos. Ini sebenarnya kata-kata Pram yang aslinya berbunyi “kita harus adil sejak dalam pikiran.” Atau lebih lengkapnya “seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran apalagi dalam perbuatan.” Ini ada di dalam novel Bumi Manusia. Aslinya mah […]
“Katanya ekplorasi, tapi kok derita kami belum juga teratasi!” Rasanya ungkapan tersebut sangat relevan dengan kondisi bangsa yang sudah lebih dari tujuh puluh tahun merdeka. Sebuah usia yang tidak muda lagi untuk seorang manusia. Pemanfaatan sumber daya alam Indonesia nampaknya tidak berdakpak seluas negara tersebut. Negara kita memiliki emas sebesar gunung yang katanya mampu dipakai […]
Pada minggu malam, Ibu selalu mengajakku kencan Aku tidak bisa menolak permintaan Ibu Aku takut melukai perasaannya Akhirnya aku dan Ibu pergi ke luar kencan pun dimulai Kami mulai ngawur ngobrol ke sana ke mari Bermesraan, berduaan di bawah pohon randu. Sampai malampun iri kepada Ibu. Hingga dia tak lagi mau meminjamkan bulan. […]