Adab Berdoa Di Media Sosial

doa-medsos-breakpos.com

Sudahkah hari ini Anda berdoa di facebook, twitter, instagram atau apalah namanya? Nah, kebetulan saya barusan dapat inspirasi untuk bikin tulisan berjudul demikian. Ya saya sebut saja inspirasi. Nanti kalau bilang itu wangsit, ntar saya dikira dukun spiritual dan dibilang ikut-ikutan jejak Dimas Kanjeng. Kan tak lucu.

Sebelum saya menuliskan tentang gimana ‘Adab Berdoa di Media Sosial’, ada baiknya sebelum itu baca dulu curahan pikiran saya. Soalnya bahaya kalau tak dikeluarkan. Bisa bikin gila dan dianggap gila.

Dulu, beberapa tahun yang lalu, saya sering bertanya-tanya, apalagi saat itu saya mulai penasaran dengan keberadaan Tuhan. Apa iya Tuhan itu ada? Apa karang-karangan nenek moyang saja? Bagi saya toh tak ada salahnya bertanya demikian. Di kitab suci pun mengajak manusia untuk berpikir. Materi ‘aql dalam Al-Qur’an terulang sebanyak 49 kali. Kecuali satu, semuanya datang dalam bentuk fi’il mudhari’, terutama materi yang bersambung dengan wawu jama’ah, seperti bentuk ta’qilun atau ya’qilun. Kata kerja ta’qilun terulang sebanyak 24 kali dan kata kerja ya’qilun sebanyak 22 kali. Sedangkan, kata kerja ‘aqala, na’qilu, dan ya’qilu masing-masing terdapat satu kali. Begitu potongan artikel yang barusan saya comot dari google tentang ajakan olah pikir.

Nah, jadi begitu, makanya saya jadi bertanya-tanya, apa iya Tuhan juga aktif di media sosial? Banyak juga yang yakin kalau Tuhan ada dimana-mana, makanya berdoa di facebook dan sejenisnya pun tak masalah. Yang penting berdoa. Oke, kalau begitu alasannya. Maksudnya, kok ya begitu ya kalau mau berdoa?

Saya yakin, ini pasti ada udang dibalik bakwan. Pasti. Soalnya pasti ada apa-apanya sampai ada pengguna media sosial yang rajin sekali berdoa di media sosial.

Oke. Adab pamungkas dalam berdoa di media sosial. Mohon dipikirkan lagi jika mau ikut dengan beberapa tipe orang yang suka berdoa di media sosial. Ada beberapa tipe yang ga banget (menurut saya). Tipe pertama, berdoa ala pengeluh. Misalnya begini, “Ya Tuhan, kenapa calon laki ku begitu kasar. Aku tak kuat lagi ya Tuhan. Padahal baru calon laki, tapi suka main tangan. Kalau main tangan buat bikin sama-sama enak tak apa-apa, tapi ini dia suka menampar, menonjok, tendangan bayangan, pukulan halilintar, jurus kunyuk melempar buah dan berbagai macam jurus-jurus yang ada di sinetron lawas Wiro Sableng. Bantu aku, Tuhan. Tolong beri aku kekuatan, atau kalau ternyata dia bukan jodohku, tolong kirimkan aku sosok Leonardo Dicaprio atau yang mirip juga ga apa-apa…” ENTER!

Saya jadi mikir. Itu doa apa benar untuk Tuhan, atau mengumbar masalah pribadi agar mendapat simpati? Lalu teman-teman di media sosial pun bersimpati, ngasih like, komentar ala motivator atau lain sebagainya, begitu?

Tipe kedua, berdoa ala ambisius. Biasanya gayanya begini, “Tuhan, bantulah aku biar dapat motor sport persis pemain utama sinetron-sinetron kejar tayang itu. Aku bosan pakai motor butut ini. Apalagi motor ini lebih doyan pertalite daripada premium. Sekarang tabunganku sudah 20juta. Tinggal 10 juta lagi. Oh Tuhan, limpahkan rezeki-Mu sebesar-besarnya.”

Sungguh, saya gagal paham dengan tipe kedua ini. Maksudnya apa? Memang ingin berdoa pada Tuhan atau apa? Biar dianggap relijius dan kaya raya? Terus cewek-cewek mulai mendekat gara-gara situ mau beli motor sport? Mau sombong atau mau berdoa?

Tipe ketiga, berdoa ala sok kece. Misalnya begini, “Tuh4n, t0l0ng 4ku. Aku LeL4h dikejar-kejar C0wo-c0wo itu.” Maaf ribet, yang nulis alayers. Harap maklum. Nah, ada yang begitu juga. Sama juga dengan tipe kedua, sombong juga. Biasanya cewek yang menulis begini ingin meningkatkan rating di perkancahan asmara di sekolah atau kampus. Cuma beda juga tafsirnya kalau yang nulis status itu lelaki. Masa ada lelaki yang lelah dikejar-kejar cowo? Mungkin dia lagi diburu sama dept collector atau lagi ikut tawuran?

Tipe keempat, berdoa ala pencitraan. Begini, “Oh Tuhan, terima kasih sudah memberikanku rezeki yang melimpah tahun ini. Akhirnya bisa jalan-jalan keluar negeri. Tapi aku tak mau boros-boros, ya Tuhan. Makanya aku tak bawa oleh-oleh. Cuma beberapa saja untuk keluarga di rumah.”

Ini juga bikin bingung. Maksudnya apa? Biar orang-orang pada tahu kalau situ (akhirnya) pernah ke luar negeri? Trus tambahin kata ‘Tak Bawa oleh-oleh’ biar ga ada teman-teman yang berniat minta buah tangan dari luar negeri? Terlalu!

Biasanya gaya begini juga dipakai sama orang yang ingin menyebarkan prestasinya dan pencapaiannya ke semua orang. Ya, biar orang-orang tahu tentang tingkat karirnya. Soalnya ini penting untuk eksistensi. Trus Tuhan dimodusin demi citra diri dan kesombongan?

Omong-omong tentang eksistensi, apalagi kalau bukan begitu niat sebenarnya ketika berdoa di media sosial? Saya tak pukul rata. Ada juga yang sesuai ‘Adap Berdoa di Media Sosial’. Misalnya berdoa agar saudara di daerah lain bisa diberi selamat atas bencana atau perang yang sedang terjadi. Cuma ya tetap tergantung niat, tulus atau tidak.

Sekarang waktunya masuk ke ‘Adab Berdoa di Media Sosial’. Seorang mbah-mbah pernah bilang, “Segala ucapan berbau harapan dan keinginan, ataupun itu ucapan berupa tindakan dan ajakan, itu semua adalah doa.”

Lihat saja sekarang berapa banyak doa yang termuat di media sosial. Ada yang beginilah, begitulah, hingga caci maki dan perang psikologis sering terjadi. Ga perlu pakai ‘Ya, Tuhan’ segala. Tanpa embel-embel ‘Tuhan’ , tetap saja apa yang tertulis pun telah menjadi doa. Makanya hati-hati. Ada kata-kata atau tindakan di media sosial yang bisa berubah menjadi doa. Doa penghancur persatuan, doa saling membenci dan doa agar perang dunia ketiga bisa segera digelar.

Kemudian, Adab Berdoa di Media Sosial juga tak terelakkan dari kefasihan EYD (Ejaan yang disempurnakan) atau apalah nama barunya itu. Jangan sampai kata yang ditulis (yang berubah wujud menjadi doa) jadi salah arti. Yang dasar-dasar saja. Misalnya tentang titik, koma, spasi dan kata di. Soalnya kata-kata gampang dipelintir. Bahaya lho kalau zaman sekarang ada yang pelintir-pelintir kata. Bisa perang, bisa saling mencaci dan kehilangan persatuan.

Adab berdoa itu memang penting, dan tak salah pun jika berdoa di media sosial. Ya, silakan saja kalau memang begitu maunya. Ingat juga apa yang ditulis ayat suci, “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” Jamaah, oik jamaahhhh …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.