Ketika Nasruddin sedang berbelanja kurma di pasar, tiba-tiba ia melihat seorang pemuda membawa seekor angsa. Nasruddin kenal, karena sebelumnya pemuda itu telah mencuri anggur miliknya, maka Nasruddin hendak memberinya pelajaran.
Pemuda itu berjalan sambil menggendong angsanya menuju tempat pemotongan. Sebelum pemuda itu sampai ke sana, Nasruddin berteriak sambil mengangkat tangannya dari kejauhan di tengah keramaian pasar.
“Hei, cepatlah kesini!” Seru Nasruddin sambil melambaikan tangannya ke arah pemuda itu.
Pemuda itu keheranan dan merasa bingung karena belum pernah ia bertemu dengan Nasruddin, tetapi ia yakin bahwa Nasruddin sedang memanggilnya. Pemuda itu mulai menyangka bahwa Nasruddin tertarik kepada angsa yang dibawanya. Segera mungkin pemuda itu berlari dan menghampiri Naruddin.
“Ada apa tuan memanggil saya?” Tanya pemuda itu dengan nafas yang tidak teratur.
Sambil melirik dan mengelus-ngelus angsa yang digendong si pemuda, Nasruddin menjawab, “Berapa harga keledaimu ini?”
Pemuda itu merasa aneh dan bingung setelah mendengar perkataan Abu Nawas, segera mungkin pemuda itu menanggapi, “Ini angsa tuan, bukan keledai. Harga angsa ini hanya lima keping emas, jika tuan berminat membelinya.”
“Kenapa kamu harus menjawab, aku tidak ingin membeli angsamu.” Timpal Nasruddin.
Pemuda itu semakin bingung, dan berkata, “Lalu kepada siapa engkau berbicara sejak tadi?”
“Kepada angsamu.” Jawab Nasruddin.