Hola! Perkenalkan, namaku syifa. Awas, jangan langsung ingat kartun yang namanya sama itu. Kalau ingat itu, kalian pasti setiap mendengar nama syifa langsung tertawa. hehe
Aku masih penulis yang sedang belajar untuk menulis dengan baik terutama dalam menyampaikan opini dari sudut pandang perempuan. Ngomong-ngomong menyampaikan opini dari sudut pandang perempuan, terutama sudut pandangku. Dan hari ini akan membahas tentang hal yang amat sangat sering sekali dibahas sama perempuan usia 18 tahun ke atas (yang sudah masuk usia dewasa) yaitu tentang menikah.
Menikah itu apa sih?
Otomatis banyak yang menjawab “Ibadah seumur hidup”. Yap setuju banget kalau menikah itu ibadah seumur hidup. Saat menikah, laki-laki dan perempuan bersatu membentuk sebuah keluarga dari latar belakang kehidupan yang berbeda.
Dan di jaman sekarang, banyaak banget yang bahas tentang nikah. Dimana-mana perempuan yang sudah masuk usia dewasa ini ngobrol tentang berbagai tipe pria yang diimpikan, berbagai adat dan pesta yang diinginkan, sampai membahas tentang ingin punya anak sekian dan rumah impian.
Bahkan, gak jarang dari mereka memilih menikah sebagai solusi. Solusi agar tidak pacaran katanya, agar menghindari zina katanya, ingin cepat dilamar oleh kekasih katanya, ingin melihat keseriusan pasangan katanya, agar ada yang membiayai hidup katanya.
Nah, sampai disini, sudah sadar belum kalau emang banyak banget yang membahas soal nikah terutama menikah sebagai solusi yang dianggap ibadah seumur hidup?
Aku juga sama kok, pernah seidealis itu memikirkan tentang nikah. Ingin sekali cepat dinikahi, ingin tau keseriusan pasangan, ingin membawa hubungan ke jenjang yang lebih serius, ingin hidup bersama dengannya selamanya. Iya, se-idealis itu.
Lalu suatu hari, ada seorang influencer di sosial media memaparkan tentang menikah dan ada satu pertanyaan yang membuatku berpikir lagi tentang keinginan cepat menikah.
“`MEMANGNYA APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN UNTUK DIRIMU DAN KELUARGAMU SEHINGGA KAMU SIAP MENIKAH?”
Aku terdiam sejenak. Mengingat berapa banyak impian yang ingin ku gapai dan ku penuhi untuk diriku sendiri. Mengingat harapan orangtuaku. Mengingat orangtua yang akan ku nomor duakan setelah aku menikah. Mengingat diriku sendiri yang “nyeseuh ge laundry keneh, ngejetrekeun magic com oge poho.” :”). Iya, gitu kan.
Lalu ingin menikah dan harus siap dari pagi sampai malam mengurusi orang lain? Menjadi diri yang siap sedia menemani setiap saat, belum lagi jika punya anak dan sebagainya. Lalu ingin menikah cepat cepat karena ingin menghindari zina, agar ada yang membiayai hidup, atau bisa hidup dengan dia selamanya?
Begini, ini dariku, sebagai perempuan yang sering sekali mendengar tentang menikah. Sebagai perempuan yang sering sekali mendengar beberapa perempuan dengan harapan ingin menikah dengan pujaan hati yang menurut dia adalah jodohnya (menurut dia ya bukan menurut Tuhan).
Kamu tau kan? Pernikahan itu ibadah terpanjang, amat sangat panjang. Sampai akhir hayatmu. Di dalamnya, ada dua orang yang saling memperjuangkan, bukan hanya tentang hubungan saja tetapi tentang membangun keluarga, tentang membangun impian bersama, tentang mendidik anak anak agar bermanfaat kelak.
Menurutku, boleh saja jika ingin cepat menikah, jika dirimu sudah siap lahir batin tentunya. Tapi, jika alasanmu karena “aku ingin menghindari zina, aku tidak ingin pacaran, tapi aku ingin bersama dengannya”.
LIHATLAH DIRIMU DI DEPAN CERMIN SEKARANG
Tanya dirimu sendiri, mimpi apa yang belum kau gapai? Kegiatan apa yang belum kau kerjakan? Hobi dan bakat apalagi yang belum kau kembangkan? Ada banyak cara untuk menghindari zina agar tidak pacaran. Ketika diri sudah berkembang dengan baik, ketika diri sendiri menjadi versi yang lebih baik, pasti Tuhan akan memberikan jodoh yang sepadan denganmu, meskipun jodohmu bukan dia, orang yang kamu maksud.
Kamu tidak perlu lagi memusatkan otakmu hanya untuk menikah sebagai solusinya. Jadikan pengembangan dirimu sebagai solusinya, maka jodoh akan datang pada saat yang tepat menjemputmu untuk kehidupan lebih baik. Bersama denganmu.
Lalu jika alasanmu “agar ada yang membiayai hidupku, jadi aku tak perlu repot jika ingin sesuatu.” Bercerminlah sekarang! Sudah lihat apa saja kehebatan dalam dirimu? Masih ingat dengan beberapa orang yang memperjuangkan hak wanita? Katanya ingin hak wanita diperjuangkan, sekarang wanita sudah bisa bekerja. Mengapa harus menjadikan menikah sebagai solusinya?
Hey! Wanita itu serba bisa, bukan? Penuhilah kebutuhanmu oleh dirimu sendiri. Dalam pernikahan itu, dua orang yang bekerja sama, bukan salah satunya untuk memenuhi salah satunya.
Oke, mungkin sampai disini ada yang berpikir “lah penulisnya juga belum menikah, hahaha”. Begini, aku bisa menuliskan ini berdasarkan berbagai pendapat mereka yang sudah menikah. Jika disimpulkan, begini kata mereka
“MENIKAH BUKANLAH SOLUSI, MENIKAH ITU JALAN MENUJU KEHIDUPAN BARU UNTUK MENUNAIKAN IBADAH PALING PANJANG DALAM HIDUP”
Ibadah seperti shalat saja harus siap siap dulu dengan berwudhu, begitupun menjalani ibadah menikah ini, ada beberapa yang harus dipersiapkan. Memangnya dalam pernikahan, kamu tidak menemukan masalah? Pasti ada. Dan mungkin lebih rumit.
Jadi, bagi siapapun kamu yang masih memikirkan ingin menikah cepat cepat sebagai solusi kehidupan. Yuk, kita pikirkan baik baik. Jika alasanmu masih seputar yang sudah ku bahas di atas, mari cari solusi yang lebih baik. Namun, bagi kamu yang sudah siap lahir dan batin untuk menikah muda, silahkan saja. Semua punya cara masing-masing. Dan semoga tulisanku ini membuka hati dan mata siapapun yang masih bersikeras tentang menikah sebagai solusi. Ingat ya! Menikah itu tentang memantapkan segala aspek kehidupan dan kamu akan hidup dengan orang lain selamanya. Jangan lupa untuk berbagi pemikiran kamu tentang menikah ya!