Haruskah Cinta Kandas karena Beda Pilihan Politik?

KALEM.ID – “Anda harus memahami bahwa sebenarnya kondisi masyarakat kita biasa saja, siapa pun yang jadi. Kecuali jika Anda Tim Sukses, maka keuangan Anda yang bahaya

 

Mencintai merupakan sifat dasar manusia. Kita bisa mencintai siapa pun, tanpa pandang bulu. Biasanya, kita ingin agar si Cinta memiliki banyak persamaan dengan kita, termasuk dalam pandangan politik. Namun, jika ia punya pilihan politik berbeda, bagaimanakah solusinya?

Di tengah hingar bingarnya masyarakat zaman now, beberapa momen politik sangat menjadi perhatian masyarakat. Dengan kemudahan akses informasi, masyarakat hari ini cukup melek berita.

Semakin banyak informasi yang masuk ditambah minimnya kemampuan literasi menyebabkan keberpihakan yang tinggi terhadap pilihan politik (dibaca: militan).

Kebanyakan dari kita menganggap bahwa pilihan politik itu saklek, karena banyak dari kita yang dicekoki informasi bahwa kebenaran politik itu cuma satu, yaitu sesuai pilihan kita.

Dalam posisi ini, kedudukan politik hampir setara dengan agama. Bisa jadi hal ini diakibatkan karena penggunaan landasan agama oleh para politikus pada konteks yang tidak tepat. Efek yang timbul adalah bahwa pilihan politik kita benar, dan yang lain salah.

Lalu, bagaimana jika si Cinta (dibaca pasangan) kita berbeda pilihan politiknya?

Banyak sekali pertengkaran terjadi akibat perbedaan pilihan politik. Jangankan dengan pasangan, banyak antara anak dan orang tua pun yang bersitegang karena beda nyoblos.

Jika Anda adalah seorang pemilih garis keras dari salah satu calon, maka Anda harus memahami bahwa sebenarnya kondisi masyarakat kita tidak sebahaya yang Anda perkirakan ketika yang jadi adalah calon yang lain. Kecuali jika Anda tim sukses, maka keuangan Anda yang bahaya.

Implikasinya, Anda harus mengerti bahwa siapa pun yang nantinya jadi, negara kita tetap biasa saja. Oleh karena itu, tidak perlulah meributkan perbedaan politik. Apalagi jika yang beda itu adalah pasangan kita. Sentuh dia dengan hatinya, bukan dengan partainya.

Sebaliknya, jika pasangan Anda yang memaksa agar Anda mengikuti pilihan politiknya, maka tinggalkanlah pasangan Anda itu. Jika urusan politik saja ia memaksakan, apalagi hal lain yang lebih penting.

Kecuali jika yang memaksakan pilihan politik itu adalah suami/istri Anda. Jangan ditinggalkan. Tidak lucu jika Anda bercerai gara-gara beda coblosan. Solusinya adalah “iyakan” saja di depannya. Urusan nanti nyoblos yang mana, terserah. Kan nyoblosnya gak bareng, atau beda tempat.

Adapun suami istri itu nyoblos bareng di kamar, jangan ada perbedaan. Samakan saja. Biar menang.. hheu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.