Iseng adalah perbuatan yang dilakukan untuk mengisi waktu senggang agar tak semata-mata dianggap nganggur. Sederhananya iseng itu kegiatan kurang penting agar tak terlihat tak punya kerjaan. Menurut penulis ada 3 macam iseng: Iseng absurd, iseng nirlaba, dan iseng faedah. Ketiga hal ini akan diuraikan dengan ringkas dan pseudo-filosofis oleh penulis.
Iseng absurd adalah keisengan yang dilakukan karena tidak adanya kerjaan dan keisengan tersebut sama sekali tidak berguna, tidak menghasilkan uang dan parahnya lagi tidak jelas secara lmu pengetahuan populer. Iseng tipe ini berbahaya karena jika dibiarkan, akan membuat pelakunya mendapatkan predikat-predikat minor di masyarakat seperti gila, gangguan jiwa atau stress.
Contoh dari tindakan iseng absurd adalah seperti yang dilakukan kerabat penulis yang enggan dicantumkan namanya, sebagai penulis yang menaati etika jurnalistik, maka kita sebut saja dia Kirun. Si Kirun ini selepas salat di lantai dua kontrakan lantas berdoa kencang-kecang pada Tuhannya, samar-samar terdengar oleh penulis yang sedang mencuci motor di lantai 1 bahwa ia minta pentunjuk siapa yang akan terpilih di pilkada jabar 2018 kelak. Penulis yang keheranan ini menghentikan sejenak pekerjaannya lantas mengajak kawan lain untuk menengok si Kirun ke kamar kosannya, khawatir dia gila, gangguan jiwa atau stress, maklum sebagai guru honor di SMA, yang kini tata kelolanya pindah ke pangkuan provinsi, gajinya hampir setengah bulan telat cair.
Belum juga penulis sampai di lantai dua si Kirun lari pontang-panting turun tangga menuju pinggir jalan, kami kaget, kami coba kejar karena takut si Kirun menabrakkan diri ke truk yang sedang melaju kencang. Mending kalau dapat truk, kalau dapatnya ojek online kan bisa gawat. Bunuh diri gagal, harus berobat, harus ganti rugi pula, sudah begitu menggangu orang lain yang sedang cari nafkah.
Sampai di pinggir jalan kirun berhenti, hati kami lega. Begitu kami ajak masuk kontrakan, Kirun menolak. Katanya ia sedang melihat partai mana yang akan menang pilkada jabar 2018 nanti lewat menghitung jumlah mobil yang lewat beserta warnanya, warna mobil itu mewakili partai. Katanya kalau kebanyakan mobil yang lewat berwarna hitam-putih, ia mau pindah saja dari Indonesia. Dasar gila! Absurd betul keisengan kirun ini membuat sekontrakan geger. Hampir runtuh lelangit kontrakan karena gonjang-ganjing kabar Kirun yang gangguan jiwa.
Keisengan kedua adalah iseng nirlaba. Ia tidak absurd tapi nirlaba alias sama sekali tidak menghasilkan uang dari keisengannya itu, malah harus mengeluarkan uang. Misalnya sebagian teman penulis yang sibuk mengurusi anak umur 16 tahun yang pandai menulis dan fasih bicara di depan khalayak ramai bahkan di depan rektor-rektor dan perwakilan ketua presiden mahasiswa bahkan di depan presiden Indonesia! Aneh, anak copy-paste saja dicaci-maki, padahal anak kuliahan saja bikin tugas dan skripsinya dengan copy-paste! Camkan itu anak muda!
Anak kecil punya ide nakal sedikit ia kebiri, ramai-ramai ia beserta teman-temanya yang sama-sama iseng malah me-report facebook si bocah hingga suspend. Sungguh nirlaba. Anak bisa menulis dicemooh padahal dia sendiri sama kawan-kawanya tak seartikel pun pernah rampung ditulis. Jangankan ide sendiri, membuat makalah copy-paste saja masih dapat BL, eh ini ia cemooh anak yang—mungkin—menulis dengan copy-paste dengan ciamik. Kan aneh ya? Jadi kadang keisengan nirlaba ini dekat kepada keisengan absurd juga. Berhati-hati lah wahai anak-cucu Adam!
Si anak yang baru lulus SMA sudah berani bicara di depan orang yang lebih tua, ia sendiri tak pernah bicara di depan orang nyata, beraninya hanya bicara di dunia maya, itu pun hanya modal share-share tulisan orang yang sesuai dengan keinginannya. Padahal dari melakukan hal itu ia tak dapat uang, Rugi! Lebih baik menjaga parkiran di toko swalayan, modal priwit Rp. 5.000; dalam setengah hari bisa dapat Rp. 20.000 Setahun ia sudah bisa beli motor. Bandingkan dengan setahun ia hanya iseng-iseng bagi-bagi tulisan orang lain di facebook. Setahun untuk beli kuota bisa habis motor satu.
Terakhir adalah iseng faedah. Iseng faedah adalah iseng yang dilakukan dalam mengisi kekosongan pekerjaan dengan hal yang berguna, boleh jadi dari iseng mendapat uang boleh jadi dari iseng menambah ilmu, boleh jadi dari iseng mendapat jodoh dan lain semacamnya. Hal seperti membaca buku adalah salah satu contohnya. Atau membuat karya-karya yang setidaknya mampu menjaga dapur tetap ngebul bisa dilakukan dari pada iseng absurd atau iseng nirlaba. Isilah waktu senggang dengan yang berfaedah.
Semoga penulis yang membuat ini mendapatkan manfaat dari keisenganya menulis ini dan pembaca dapat manfaat juga dari keisengannya membaca tulisan ini karena dengan begitu kita semua termasuk pada golongan orang-orang yang iseng faedah. Terakhir semoga kalian yang like dan ketik “1” masuk surga (S & K berlaku).
*Penulis adalah Pegiat Gerakan Nasional Perisengan Faedah Kategori Usia Anak (GNPF KUA).