Mari Merayakan Hari Raya Anak Yatim (Idul Yatama)

264

KALEM.ID – “Barang siapa mengusap kepala anak yatim pada hari Asyura, niscaya Allah mengangkat derajatnya pada setiap rambut yang diusapnya”.

 

10 Muharam kemarin kita mengenal sebagai Perayaan Hari Raya Anak Yatim (Idul Yatama). Tradisi menyantuni Anak Yatim pada hari Asyura memang sudah sejak lama dilakukan oleh masyarakat umum maupun para Ulama karena faidah-faidah hari Asyura yang begitu besar.

Rosyidin (2018) mengutip Al-Hafizh Ibnu al-Jauzi (508-597 H/1114-1201 M), seorang ahli hadits Madzhab Hambali, menjelaskan kebiasaan para ulama pada hari Asyura:

  • Mandi pada hari Asyura.
  • Bersedekah kepada fakir miskin.
  • Menyantuni dan mengusap kepala anak yatim.
  • Memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa.
  • Memberi minuman kepada orang lain.
  • Mengunjungi saudara seagama (silaturrahim).
  • Menjenguk orang sakit.
  • Memuliakan dan berbakti kepada kedua orang tua.
  • Menahan amarah dan emosi.
  • Memaafkan orang yang berbuat zalim.
  • Memperbanyak ibadah seperti shalat, doa, dan istighfar.
  • Memperbanyak zikir kepada Allah.
  • Menyingkirkan benda-benda yang mengganggu di jalan.
  • Berjabat tangan dengan orang yang dijumpai.
  • Memperbanyak membaca surat al-Ikhlas.

Baca Juga:

Dalam kitab Faidul Qadir sebagaimana yang dikutip oleh Rosyidin (2018) bahwa Menjamu anak yatim dan keluarganya pada tanggal 10 Muharram merupakan sunnah Nabi SAW. dan pembuka keberkahan hingga setahun penuh.

Sebab inilah momentum 10 Muharram pada akhirnya dijadikan sebagai Hari Lebaran Anak Yatim (Idul Yatama), sebagaimana yang dianjuran oleh Rasulullah Saw. untuk menyantuni anak-anak yatim. Wallahu A’lam.

Refrensi :

Rosyidin, M. A. (2018, September 19). Hari Raya Anak Yatim, Adakah? Retrieved from Tebuireng Online: https://tebuireng.online/hari-raya-anak-yatim-adakah/

Nilai kualitas konten