KALEM.ID – “Jangan terlalu mengagungkan dia atas nama cinta mati, karena ia belum tentu benar-benar jadi pendampingmu. Kenalilah dia sebagai manusia yang pasti punya keunggulan dan kelemahan”
Memilih seseorang untuk dijadikan pasangan hidup tidaklah mudah. Perlu proses pengenalan, karena menikah bukanlah permainan yang dengan mudah bisa “di-pause“, “di-stop“, atau bahkan “di-game over-kan”. Proses pengenalan itu biasa disebut taarufan. Namun belakangan ini, sebagian mengkategorikan bahwa pacaran juga merupakan proses taaruf dalam bahasa ghaol.
Saya tidak ingin memperdebatkan tentang pacaran boleh atau tidak, atau pacaran syar’i, atau apapun. Terserah anda menafsirkan kata pacaran itu. Namun realitas di lapangan menunjukkan bahwa laki-laki dan perempuan yang saling menyukai (mungkin mencintai) biasanya mempunyai hubungan komunikasi yang intens, melebihi dengan teman-temannya.
Dalam mengelola hubungan ini, selalu terjadi kesepakatan. Ada aturan-aturan yang dijalankan bersama. Demi lancarnya proses hubungan ini, biasanya pasangan tersebut selalu berupaya menaati aturan dan kesepakatan. Bahkan terkadang memaksakan. Akibatnya, tidak jarang timbul kebosanan atau kehambaran.
Ketika situasi telah mengalami keadaan “basi”, perlu upaya untuk mendinamiskan pola interaksi dan komunikasi. Di antaranya adalah dengan menggunakan kata “sayang” atau gombalan-gombalan lain yang sifatnya bercanda namun juga indah.
Namun harus disadari, penggunaan kata-kata sayang yang terlalu intens juga tidak baik. Hal itu bisa menyebabkan hilangnya makna kata sayang tersebut. Bahkan lama-lama bisa berstatus basi. Jika sudah basi, kondisi hubungan akan kembali ke titik jenuh, dan bisa menyebabkan keretakan.
Perlu diterapkan ilmu manajemen dalam mengelola hubungan cinta ini. Kapan kita harus mengkritisi, kapan harus mengapresiasi, dan bagaimana pola interaksi dan komunikasi. Jangan sampai hubungan dibuat monoton.
Saran dari saya, jalinlah hubungan dengan calon pendamping (pacar) dengan sewajarnya. Gunakan istilah-istilah yang wajar, tidak perlu berlebihan. Sesekali, berikan dia pujian atau apresiasi. Jangan selalu dikritisi, apalagi dimarahi. Karena pada hakikatnya, tidak ada manusia yang senang dimarahi.
Dan pada akhirnya, tempatkanlah calon pendampingmu pada posisi yang tepat. Jangan terlalu mengagungkan dia atas nama cinta mati, karena ia belum tentu benar-benar jadi pendampingmu. Kenalilah dia sebagai manusia yang pasti punya keunggulan dan kelemahan. Pahami karakternya, bagaimana kulturnya, dekati keluarganya, dan jika kita sudah memutuskan “ya”, jadikanlah dia teman hidup untuk di dunia dan di syurga.