I
Katanya pendidikan
Tapi anak-anak menggantung berjuntai
menyebrang di atas jembatan
bukan jembatan sungguhan wahai ibu-bapak menteri
Bukan jembatan seperti Sura-Madu bapak Ibu,
tapi seutas tali dan alas pijakan
Apa jadinya jika anak-anak lucu itu tergelincir karena tangannya kesakitan
deras air sontak menyalak. Melahap tubuh yang lemah sungguh.
Katanya pendidikan
Tapi remaja-remaja gemar berbuat nista
Baju kekurangan bahan
Hobi hura-hura
Paha kemana-mana
Dada dibuka-buka
Punya anak tanpa bapa, baru tahu rasa
Katanya pendidikan
Katanya terdidik
Tapi kelakukan mengambil harta yang bukan haknya
Bapak-Ibu yang katanya lulusan luar negeri
tapi kenapa tega berbuata aniaya
itu hak kami (rakyat) bukan hak anda
atau jangan-jangan sedari dulu anda gemar lancung dalam ujian?
Korupsi kok bangga. “Terlaluuuu” kalau kata bang Haji
Ini yang katanya hasil pendidikan?
II
Lalu, tentang Guru
Berbondong-bondong masuk jurusan keguruan
Kenapa?
Gaji meroket tinggi
Sertifikasi jadi motivasi
Yang penting hidup aman, nyaman, dan terjamin uang perbulan
Apa ini yang dinamakan pejuang pendidikan?
Bah….hanya harapan bualan
Pengabdian bohong-bohongan
Guru itu sewajarnya patut digugu dan ditiru
Bukan bermental babu
Yang bekerja untuk seliter beras dan sekardus susu
Guru itu mendidik bukan menghardik
Guru menyayangi bukan malah gemar mencaci
Guru didamba dan dikagumi
Lalu Masih adakah guru demikian?
Ada
Aku sang calon guru.