Kalem.id – Karena selain tidak bisa dinilai, kualitas ibadah itu tidak ada korelasi langsungnya dengan kemampuan memimpin negara.
Menjelang Pemilu Presiden April 2019 nanti, masing-masing kubu berupaya menarik simpati masyarakat. Tidak hanya meng”iklan”kan diri, kadang mereka juga melancarkan serangan kepada lawan. Tidak sedikit dari serangan itu yang dinilai “wagu”, tapi seksi untuk dibahas. Seperti undangan Tes Baca Al-Quran dari Dewan Ikatan Dai Aceh.
Ketua Pimpinan Dewan Ikatan Dai Aceh, Tgk Marsyudin Ishaq mengungkapkan bahwa undangan tersebut betujuan untuk mengakhiri polemik keislaman capres dan cawapres.
Undangan tes ini disambut baik oleh Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf dan ditolak halus oleh kubu Prabowo-Sandi. Memang ada beberapa partai dari kedua pihak yang secara terang-terangan menolak, tapi kecenderungan partai pengusung Jokowi-Ma’ruf mendukung.
Mungkin Tim Jokowi-Ma’ruf merasa lebih Percaya Diri. Selain karena Cawapresnya yang seorang Kiyai, Capresnya pun, Jokowi, dinilai lebih mending keislamannya dari pada lawannya, Prabowo.
Yang menarik justru tanggapan dari Sekretaris Umum PA 212, Bernard Abdul Jabbar seperti dalam wawancaranya dengan detik.com, “Sebenarnya kalau melihat itu sih memang belum perlu karena bagaimana pun juga kita melihatnya capres ini kan, kita lihat juga keislamannya masih di bawah rata-rata”.
Seperti kita ketahui, PA 212 telah menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo-Sandi meskipun hasil ijtima’nya yang menginginkan Ust.Abdul Somad atau Salim Assegaf sebagai calon Wakil Presiden oleh Prabowo tidak dilaksanakan.