Mencintaimu Adalah Takdir, Menikahimu Adalah Pilihan

Mencintaimu adalah takdir, menikahimu adalah pilihan

KALEM.ID – “Cinta adalah rasa positif yang indah. Ia tidak buta. Ia terbuka dan bersinar, menerangi jalan yang selama ini kelam, karena ia merupakan salah satu perwujudan dari Tuhan Sang Maha Cinta

 

Seorang Filosof bernama Empedocles pernah mengatakan bahwa terdapat dua kekuatan yang bisa menentramkan dan menghancurkan dunia. Mereka adalah cinta dan perselisihan. Cinta mempersatukan dan perselisihan memisahkan.

Cinta merupakan anugerah yang indah. Kopi yang bercinta dengan air menghasilkan segelas kopi nikmat. Udara yang berpadu dengan cuaca menurunkan hujan yang menyuburkan. Segala hal tentang cinta akan menghasilkan keindahan. Jika tidak indah, maka itu bukan cinta, atau cintanya palsu.

Seorang sahabatku, Gelar pernah berucap, “Kau bisa menikah dengan siapapun, namun mencintai adalah takdir”. Tuhan membuat kita mencintai seseorang atau hal apapun tanpa tahu alasannya. Tiba-tiba saja kita mencintainya. Tanpa pandang bulu. Layaknya dongeng-dongeng kisah cinta pangeran dengan rakyat jelata.

Hal itu menyebabkan kita menerima berbagai pertanyaan, “Mengapa kau mencintainya, padahal dia……?”. Atau ungkapan lain, “Bukankalh dia itu……?”, Atau “Apakah tidak ada yang lebih dari dia?”. Banyak orang mencari alasan sebagai pembenaran atas cinta kita. Padahal, cinta tidak butuh alasan. Ia mengalir, murni, sebagai bagian dari takdir-Nya.

Bukan berarti bahwa cinta itu buta. Jika buta, maka pandangan kita menjadi gelap, tidak bisa membedakan kebaikan dan keburukan, segala cara dihalalkan. Sebagaimana Efek Rumah Kaca melantunkan lagu, “Jatuh cinta itu biasa saja”.

Cinta adalah rasa positif yang indah. Ia tidak buta. Ia terbuka dan bersinar, menerangi jalan yang selama ini kelam, karena ia merupakan salah satu perwujudan dari Tuhan Sang Maha Cinta.

Berbeda lagi dengan pernikahan. Menikah adalah sesuatu yang bisa kita perjuangkan dengan mengatasi berbagai rintangan. Namun menikah bukan hanya persoalan dua individu yang saling mencintai. Di belakang individu-individu itu terdapat dua gerbong keluarga, budaya, sosial, dan kultur yang masing-masing berbeda. Maka tidak jarang ditemukan mereka yang menyerah dalam memperjuangkan cintanya menuju pernikahan.

Ya, begitulah cinta. Cinta adalah memberi, tidak harus selalu menerima. Biarkan cinta kita selalu bersamanya meski dia harus bersanding dengan orang lain. Ikhlaskan, tak perlu memperdebatkan. Berikan, jangan banyak tuntutan.

Jika kita kemudian berlabuh di pelaminan dengan seorang yang kita cinta, maka berbahagialah. Karena itu merupakan anugerah, pilihan atas takdir yang indah. Namun jangan terlalu berlebihan, karena itu bukan tujuan. Itu hanya awal dari perjalanan, menapak jalan lurus ke depan, menuju keridhoan, ampunan, dan cinta dari Sang Maha Cinta.

2 thoughts on “Mencintaimu Adalah Takdir, Menikahimu Adalah Pilihan

  1. Kecle says:

    Puitis sekali Kang. Tambah puitis jikalau ditambahkan bumbu2 realita yg lebih #uhuk gt Kang. Hatur nuhuuun ??

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.