KALEM.ID – “Zlatan dianggap sebagai pemain yang tidak setia juga bosenan, dan dianggap hanya mencari popularitas lewat klub-klub yang sudah mapan. Pokoknya dia ini sama sekali bukan tipe pacar idaman.”
Belum sampai seminggu Zlatan Ibrahimovic mendarat di Los Angeles, tapi ia sudah mulai laga debutnya bersama Los Angeles Galaxy Sabtu malam (31/3). Tak tanggung-tanggung, di laga debutnya itu, Zlatan berhasil mencetak dua gol indah dan memberikan kemenangan bagi timnya atas Los Angeles FC (LAFC) dengan skor akhir 4-3.
Kemenangan itu bukan kemenangan biasa, karena LA Galaxy tertinggal 1-3 lebih dulu sebelum Zlatan masuk di menit ke-70. Performanya dalam dua puluh menit itu tak ayal membuatnya seperti Kapten Tsubasa, yang bisa memberikan sentuhan berbeda dan membalikkan keadaan ketika tim terdesak. Sungguh sebuah debut yang spektakuler untuk King Zlatan.
Sudah bukan rahasia lagi, Zlatan ini adalah seorang lelaki penjelajah. Ia tidak pernah betah berada di satu klub saja, ia berpindah dari satu klub ke klub lain dan menjadi yang terbaik di sana. Zlatan adalah pemain yang hanya bermain di klub juara, karena ia adalah yang terbaik.
Mulai dari Ajax, Juventus, Inter Milan, AC Milan, Barcelona, PSG, dan terakhir Manchester United. Tetapi fakta ini juga yang membuat Zlatan dianggap sebagai pemain yang tidak setia juga bosenan, dan dianggap hanya mencari popularitas lewat klub-klub yang sudah mapan. Pokoknya dia ini sama sekali bukan tipe pacar idaman.
Tibanya Zlatan di LA Galaxy juga sebuah pertanda di mana ia hanya mau berada di tempat terbaik. Maklum, klub ini juga sempat dihuni David Beckham, Harry Keane dan beberapa mantan mega bintang lainnya. Di luar alasan itu, sepertinya Amerika Serikat memang merupakan tempat yang cocok bagi para pemain yang hendak mengakhiri karirnya dengan damai dan elegan.
Persoalannya sekarang, kurang dari seminggu saja Zlatan sudah menaklukkan Amerika, hal ini bisa membuat dia malas berlatih karena sepertinya MLS bakal jadi terlalu mudah untuknya. Sebelumnya, butuh tiga bulan bagi Zlatan untuk menaklukkan Inggris dengan kostum Manchester United.
Bisa dibayangkan, betapa Zlatan mungkin merasa ini semua menjadi semacam lelucon, selama satu musim ke depan ia harus menghadapi level permainan seperti ini. Ketahuilah, tidak ada yang lebih membunuh selain rasa bosan. Jika itu terjadi, Zlatan bisa punya banyak waktu luang ketika kawan-kawannya berlatih, seperti mengisi TTS atau mungkin menonton puluhan instastory kawan-kawannya.
Andai saja ketika ia habis kontrak dengan MU, Wak Haji Umuh asal Persib Bandung segera mengajukan penawaran seperti ketika dulu ia mendapatkan Essien. Bisa jadi Zlatan akan menghadapi tantangan yang lebih memacu adrenalin ketika bermain di Liga 1. Atmosfer persepakbolaan Indonesia mungkin belum mendunia. Tapi bisa dijamin, pemain dari mana pun yang mencoba bermain di Indonesia akan menghadapi kesulitan yang luar biasa, seolah mereka baru pertama kali bermain di liga profesional.
Lihatlah Essien, seolah-olah ia adalah pemain yang tidak lebih baik dari pemain-pemain asing yang datang dari antah berantah. Sisa-sisa kejayaannya sebagai si “Bison” sama sekali tidak berbekas. Lebih buruk dari Essien, Charlton Cole bahkan harus pulang kampung karena tidak bisa tune-in dengan gaya permainan Pak Haji Persib. Akhirnya ia hanya bisa curhat pada media Inggris soal sepakbola Indonesia yang dikuasai orang-orang tertentu, orang-orang yang kekuasaannya lebih tinggi dari pelatih di dalam lapangan.
Hampir bisa dipastikan Zlatan juga akan menghadapi kesulitan yang sama jika ia punya nyali untuk main di Liga 1. Mungkin Zlatan pernah mendrible bola melewati bek sekelas Leonardo Bonucci atau Marco Materazzi, tapi Zlatan belum tentu bisa mendrible bola di stadion-stadion Liga 1.
Zlatan juga mungkin punya mental kuat saat menghadapi ultras-ultras Italia atau Hooligan di Inggris, tapi belum tentu bisa menghadapi suporter Indonesia yang tega melempar botol berisi air kencing mereka ke lapangan. Belum lagi soal peraturan yang bisa berubah di tengah liga, atau pemilik klub yang punya beking kelompok macam Cosa Nostra dan The God Father. Konon mereka juga kadang masuk ke ruangan wasit sebelum pertandingan.
Klub yang Cocok dan Harga Beli Zlatan Ibrahimovic
Ada beberapa tim yang cukup cocok dan bisa mendukung gaya permainan Zlatan Ibrahimovic. Pertama adalah Persib Bandung, tentu bukan karena ini adalah klub favorit saya, lagipula performanya sedang menurun sekarang ini, meskipun masih sedikit lebih baik dari Arsenal. Tapi Maung Bandung punya skema permainan umpan pendek dan mengandalkan kecepatan pemain sayapnya. Febri di kanan dan Billy di kiri siap mengirim umpan matang untuk ditanduk dan di-tendang salto oleh Zlatan.
Kedua, Mitra Kukar, klub ini punya skema permainan bola-bola jauh. Zlatan bisa berfungsi sebagai tembok yang memantulkan bola ke second line yang diisi pemain seperti Septian David yang jago dalam finishing bola-bola daerah. Yang ketiga, Bali United. Zlatan akan cocok bermain di klub ini karena ia adalah bule, bule selalu suka Bali, main bola mah hobi, santai saja sisanya.
Berikutnya, kira-kira berapa harga Zlatan jika ingin diboyong ke Liga 1? Klub-klub tanah air harus siap-siap merogoh kocek cukup dalam untuk mendapatkannya. Mendapatkan mega bintang seperti Zlatan yang sudah juara di mana-mana tidak akan seperti mendapatkan Essien. Kalau perlu mungkin manajemen klub akan menjual klub itu sendiri untuk mendapatkan Zlatan. Hal ini tidak mustahil terjadi karena di Indonesia sudah biasa jual menjual milik sendiri untuk orang asing.
Andai Zlatan Ibrahimovic benar-benar bermain untuk klub Liga 1, hal itu tidak hanya baik untuk perkembangan persepakbolaan Indonesia. Namun, itu juga akan baik bagi Zlatan sendiri, ia akan menghadapi masa pensiun yang penuh dengan gairah dan adrenalin, bukan masa pensiun yang membosankan. Semoga sehat selalu King Zlatan, kami menunggumu di sini.