Wabah pandemi virus corona ini memang berpengaruh pada semua aspek kehidupan. Contohnya karyawan banyak dirumahkan, pusat perbelanjaan dibatasi, pusat rekreasi dan fasilitas umum yang ditutup serta sekolah yang diliburkan. Tujuan dari itu semua adalah agar mememutus mata rantai peyebaran virus.
Mungkin ini adalah waktunya kita melihat dan merefleksikan kehidupan kita saat belum terjadi wabah. Bisa liburan, bisa kemana-mana sesuka hati, gak perlu engap-engapan pakai masker, nongkrong bersama teman tanpa harus takut dan waspada ketika bertemu banyak orang. Dan tentu bisa belajar di sekolah, kampus atau pusat-pusat pelatihan, tanpa harus menyiapkan perlengkapan online yang minta ampun ribetnya.
Sebagai seorang guru, ketika sekolah diliburkan ada rasa kesunyian, yang biasanya setiap hari bercengkrama dengan murid di dalam kelas dan luar kelas, melihat canda tawa murid, dan tingkah laku murid zaman now yang antara selfie sama belajarnya tidak berbanding lurus, yang antara joget tiktok sama kemampuan menari tradisional lebih bagusan tiktoknya, atau bikin boomerang bersama-sama untuk update di story media sosial mereka. Pokoknya apapun kejadiannya dimanapun tempatnya wajib rasanya on camera.
Rasa-rasanya murid pun begitu, merindukan komunikasi dengan guru, merindukan komunikasi dengan teman-teman sekelas, merindukan belajar dan berdiskusi bersama di kelas, merindukan bel tanda waktu istirahat dan bel pulang sekolah. Kerinduan itu yang membuat semua orang khususnya guru dan siswa berharap masa pandemi ini segera berakhir dan belajar tatap muka bisa dilaksanakan kembali.
Belajar online saat ini sudah berada pada titik jenuh, baik bagi siswa maupun bagi guru, grafik absensi siswa dari hari ke hari semakin menunjukkan penurunan dan semangat untuk belajar yang berkurang. Akan tetapi, di tengah keterbatasan itu, pembelajaran harus tetap dilakukan dengan tujuan untuk tetap mengontrol anak-anak dalam belajar mempersiapkan masa depannya kelak.
Masa pandemi membuat proses yang terjadi hanya proses pembelajaran transfer of knowledge, guru memberikan materi lalu siswa mengerjakan tugas dan pembelajaran selesai. Sedangkan proses pendidikan tidak dapat terlaksana dengan baik karena pendidikan adalah membiasakan nilai-nilai baik yang dilakukan hari demi hari dengan mencontohkan teladan yang baik dari seorang pendidik kepada siswa yang nantinya diharapkan dapat terejawantahkan dalam tingkah laku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, mengutip perkataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim dalam suatu acara, bahwa pembelajaran tatap muka ini adalah pembelajaran terbaik dan tidak akan tergantikan oleh pembelajaran yang lain, dalam tatap muka terjadi kontak secara psikologis antara murid dan guru yang terjadi dalam suatu ruang kelas, yang mungkin ini akan memberikan pengalaman berharga bagi seorang siswa.
Pada akhirnya segala sesuatu yang kita lakukan saat ini akan menentukan seberapa cepat kondisi akan normal kembali, dan kita hanya bisa berdoa semoga pandemi segera berakhir, siswa sudah merindukan belajar di kelas dan rutinitas yang dilakukan di sekolah bersama teman dan guru, tentunya dengan semangat dan harapan yang lebih baik.