Dunia remaja yang saat ini sudah memasuki zaman hingar-bingar teknologi membuat segalanya mudah diakses. Bermacam-macam aplikasi komunikasi percakapan sudah membanjiri toko elektronik yang saat ini dikuasai korporasi besar yaitu Google, siapa yang tidak tahu dengan perusahaan besar ini? Yang bergerak dibidang Informasi Teknologi, dari semua kalangan mau itu kaula muda sampai pasukan veteran perang timor-timur pasti mengetahui korporasi besar ini. Di bawah Google, banyak perusahaan-perusahaan kecil yang bergabung di dalamnya. Seperti contoh Instagram, sebuah aplikasi yang diperuntukan mengunggah foto terbesar ini digunakan oleh semua kalangan, dari mulai mengunggah foto sehari-hari, foto kegiatan, foto traveling, sampai foto yang tidak penting sekalipun, sungguh memang zaman telah berkembang pesat. Yang kedua ialah aplikasi berbasis Messaging, banyak sekali aplikasi yang berbasih perpesanan ini sampai-sampai jumlahnya sulit untuk dihitung, tetapi kita coba pilah beberapa aplikasi perpesanan ini menjadi lima macam. Posisi pertama ialah Blackberry Messengger atau yang lebih kita kenal itu BBM (bukan Bahan Bakar Minyak ya) aplikasi yang semula hanya disediakan di Blackberry App Store dan sekarang dimiliki oleh RIM ini telah diakuisisi oleh Google Play Store. Aplikasi yang sangat banyak penggunanya ini memang memiliki rating tinggi, tanpa harus menggunakan pulsa untuk biaya kirim hanya memakai kuota internet saja mampu mengirimkan pesan yang tidak terbatas, keren bukan? Yang kedua adalah Line, aplikasi ini tidak kalah canggih, selain bisa saling kirim pesan teks, aplikasi ini juga bisa saling telefon dengan fitur Free Call nya. Yang ketiga ada Whatsapp, keempat ada WeChat dan yang terakhir ada Beetalk. Dari tadi ngomongin aplikasi mulu, kapan ngebahas judulnya! Oke sekarang kita bahas mengenai quotes-quotes cinta yang ada di Line. Sebuah Fanpage yang menyajikan quotes-quotes cinta dalam berbagai bahasa ini memang sudah menjamur dan meresahkan sekali! Lah kenapa bisa dibilang meresahkan?
Saat ini di dunia Line banyak muncul fanpage-fanpage yang berisikan tentang kegalauan, kepedihan, kesusahan hidup dan segalanya yang berbau kegundahan hati. Dan kenapa meresahkan? Sebenarnya banyak sekali jawaban atas semua ini, tetapi coba kita kerucutkan permasalahan ini. Memang demi kepentingan ekonomi, jika kita analisis semua ini dengan bermunculannya fanpage-fanpage, pasti meraup keuntungan besar, nah dimana keuntungan tersebut? Semakin banyak yang bergabung atau menyentuh tombol like dan bergabung otomatis fanpage tersebut mempunyai satu pengikut atau pelanggan yang mengikuti linimasa fanpage tersebut, semakin banyak yang melakukan seperti itu, semakin banyak juga jumlah pengikut atau pelanggan linimasa tersebut. Setelah mempunyai pengikut atau pelanggan yang banyak, ini memungkinkan untuk pihak yang mempunyai produk atau layanan jasa yang akan memasang iklan di fanpage itu tentunya, dan ini satu keuntungan besar untuk promosi. Selain iklan yang menguntungkan di lain pihak, satu lagi ialah dengan adanya fanpage tersebut membuat mental para remaja dewasa ini semakin cengeng! Dibuktikan dengan seseorang yang berlangganan fanpage tersebut menyentuh tombol “suka” terhadap postingan fanpage itu, dan postingan tersebut berisi tentang quotes yang merepresentasikan perasaannya. Kenapa harus cengeng? Nah ini yang kemudian membuat suatu masalah yang dihadapi seseorang tersebut seolah-olah menjadi besar, seperti contoh seseorang itu mengalami putus cinta, dalam satu jam saja ia bisa membagikan postingan yang berisi tentang kata-kata galau sampai delapan belas kali, loh kok tau? Ini hasil pengamatan penulis terhadap empat pelanggan fanpage tersebut. Jadi memang kalau menurut penulis ini adalah suatu kemunduran, dimana naka muda sekarang tidak tahan akan permasalahan, lebih jauh mengenai masalah sosial yang terjadi di masyarakat, hal yang seperti ini saja mereka sudah gundah setengah mati.
Apa dampak yang ditimbulkan? Dampaknya adalah keseragaman pemikiran yang terjadi sekarang ini, sudah tidak ada lagi pandangan-pandangan yang berbeda, semuanya mengalami hal yang sama. Yang kedua adalah mereka terfokus pada satu masalah saja dan itu diratapi, padahal masih banyak masalah-masalah lain yang lebih sukar dan harus siap dihadapi. Yang ketiga adalah pergeseran makna tindakan, banyak teman-teman disana yang sudah membahas hal ini, jika kita mencoba menaruh perhatian disangka baper atau bawa perasaan, rempong dan lainnya dengan bahasa yang saat ini ramai diperbincangkan! Nah kesimpulannya adalah mau-kah kita menerima fenomena tersebut hingga kemunduran ini makin parah? Tentu jawabnya tidak! Hanya kita harus mencoba menyadarkan kepada generasi muda saat ini bahwa masalah pelik itu bukan urusan cinta tetapi tanggung jawab sosial kepada masyarakat luas.