September PKI Lagi

Kalem.id – “Terlalu egois untuk menunjuk siapa yang salah, karena masing-masing memiliki pembenaran sejarah”

 

September ceria.. September ceria.. lalalalala.. eaa..

Tapi tidak setiap September ceria, kok. Dulu, waktu Pak To masih jadi bos eksekutif, September selalu merah. Meriah. Bukan kembang api, tapi peringatan PKI.

Pasca reformasi, mulai ribut sana-sini. Suara-suara bungkam teriak tinggi. Sejarah kelam bangkit lagi, menengok dunia yang dulu disembunyikan dan ditutup kebohongan.

Keluarga korban tragedi PKI menghendaki penjelasan. Para peneliti mencari kebenaran. Kaum tua tetap dengan kebencian. Generasi muda kebingungan.

Teknologi yang kian maju tidak membuat generasi muda haus ilmu. Peningkatan literasi masih jauh dari naiknya jumlah produksi buku. Pemuda kita masih lugu, mudah diprovokasi isu, tidak mau mencari tahu.

Dan hantu PKI selalu dibangkitkan lagi jelang pemilu, sebagai amunisi jitu, menghantam kelompok tertentu. Sialnya, pemuda kita manut-manut saja, bukannya membuka mata, apalagi mencari data dan fakta.

Sementara di tempat lain, beberapa anak kemarin, bangga memamerkan simbol paru alit. Mereka tidak paham bahwa keisengannya bisa membuat persoalan berbelit-belit?

Ayolah kawan, mari kita tengok buku-buku sejarah. Atau, berbincanglah dengan orang-orang yang sudah melahap buku-buku itu. Agar kita tidak gampangan, tidak murahan, tidak kagetan.

Jangan sampai kita menuduh komunis, tapi kita tidak paham apa itu filsafat dan ideologi. Atau menunjuk PKI, padahal sejarah awal kemerdekaan saja kita tidak mengerti.

Gerakan 30 September sudah terjadi, mau apalagi?

Silahkan cari, pahami, agar mengerti bahwa itu adalah tragedi. Ribuan bahkan jutaan nyawa mati. Terlalu egois untuk menunjuk siapa yang salah, karena masing-masing memiliki pembenaran sejarah.

Marilah kita belajar saja, agar jangan sampai kembali nyata. Cukuplah ribuan nyawa tak berdosa memberikan tanda bahwa kekuasaan yang selalu diperebutkan tanpa menghiraukan kemanusiaan sudah harus dihentikan.

Kalaupun ingin diperingati di September ini, buatlah forum diskusi. Mengkajinya dari berbagai sisi. Bukan untuk membenci, tapi berintrospeksi diri.

Bagi warga perpolitikan, baik kader atau simpatisan, sudah, hentikan kebencian. Silahkan, berkontestasilah dengan senyuman. Saya tidak peduli siapapun yang mendapat jabatan. Asal tidak menodai manusia dan kemanusiaan.

Dan saya ingin september selalu ceria, seperti kekasih yang memadu cinta, dan anak-anak yang riang gembira.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.