Islam sebagaimana diyakini oleh pemeluknya merupakan rahmatan lil‘alamin. Hal tersebut dibuktikan dengan sikap saling menghormati antar sesama manusia tanpa melihat latar belakang. Islam menempati posisi strategis dalam kurun waktu kurang dari dua abad terakhir. Berdasarkan analisis sejarah, Islam telah menciptakan peradaban-peradaban yang sangat berguna bagi kehidupan di zaman modern seperti saat ini.
Pada tahun 2010 di Indonesia tercatat jumlah penduduk muslim menurut jumlah agama yang dianut sebanyak 207.176.162 jiwa dengan Jawa Barat berada di posisi pertama. Dengan kata lain Jawa Barat memiliki penduduk muslim terbanyak yaitu sejumlah 41.763.592 jiwa. Hasil tersebut bukanlah suatu hal yang mencengangkan karena sudah menjadi rahasia publik bahwa di Indonesia mayoritas penduduknya beragama Islam. Hal ini pula telah diakui oleh negara-negara lain bahwa Indonesia selalu mendominasi dalam hal menempati posisi tertinggi penduduk muslimnya.
Hasil di atas seharusnya menjadi sebuah kebanggaan dan motivasi untuk menumbuhkan optimisme bahwa Indonesia akan menjadi lebih baik setidaknya pada sepuluh tahun yang akan datang. Namun pada kenyataannya banyaknya manusia saja tidak cukup untuk mewujudkan harapan tersebut. Melihat kondisi di atas Islam seharusnya hadir sebagai solusi. Namun saat ini keadaan Indonesia masih berada pada satu garis lurus. Hanya maju dan mundur dan tidak naik ke garis atas. Apa atau siapa sebenarnya Islam itu? kemanakah yang bernama Islam? Apakah hanya sebuah identitas bagi seseorang yang menyatakan dirinya muslim? Ataukah hanya sebuah nama yang sama sekali tidak memiliki eesensi nilai?
Islam sebagai rahmatan lil’ālamîn berarti menjadi rahmat bagi seluruh alam. Menjadi rahmat bagi seluruh alam berarti membawa kesejukan dan perdamaian bagi sesama, lingkungan, hewan, tumbuhan, dst. Islam sebagai agama memiliki norma dan aturan yang berlaku. Bahkan menjadi sebuah aturan mutlak yang langsung diturunkan oleh Allah Swt. tanpa bisa diamandemen ataupun diperbaiki. Islam hadir bukan semata-mata menjadi identitas bagi manusia akhir zaman. Namun Islam hadir sebagai penuntun kehidupan manusia dengan mengandung nilai kebaikan dan hikmah di dalamnya.
Kalau saja Islam tidak menentukan bagaimana batas pergaulan antara laki-laki dan perempuan, mungkin dunia ini akan menjadi seperti dunia binatang. Kalau saja Islam tidak menentukan adab-adab tata karma dan sopan santun pada yang lebih tua, mungkin manusia di dunia ini menjadi seperti seumuran. Kalau saja Islam tidak menentukan sikap toleransi dalam kehidupan sosial tentulah setiap harinya manusia beradu mulut dan saling terpecah belah. Islam merupakan serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis dan paripurna.
Dalam menyikapi permasalahan tersebut, kita selaku umat yang mengakui diri kita Islam, jangan hanya berfokus pada semangat menyebarkan ajaran Islam dan mengajak orang lain untuk memeluk agama Islam, apalagi tidak didasari dengan ilmu. Namun kita selaku manusia yang diberi potensi akal oleh Allah Swt. hendaknya memanfaatkan potensi ini dengan menjadi sebaik-baiknya manusia. Manusia yang berguna dan memiliki nilai bagi manusia lainnya sesuai dengan ketentuan yang telah diperintahkan dalam ajaran Islam.
Di antara yang dapat dilakukan adalah dengan berkontribusi melalui kegiatan positif apapun selama tidak menyalahi aturan agama Islam. Dalam kehidupan kita, baik disadari maupun tidak, Islam telah banyak memberikan kontribusi, di antaranya Narendra[1] menjelaskan bahwa:
Pertama, Islam menawarkan dialog dan toleransi dalam bentuk saling menghormati. Islam menyadari bahwa keragaman umat manusia dalam agama dan keyakinan adalah kehendak Allah. Namun di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa satu-satunya agama yang diridhoi adalah Agama Islam.
Kedua, hakikat Islam sebagai agama rahmatan lil’ālamîn dibuktikan dengan rasa saling menghormati umat manusia. Dalam konteks perbedaan agama, “Islam agama rahmatan lil’ālamîn” (agama yang mengayomi seluruh alam) memberikan dasar bahwa Islam mengakui dan tidak menghapus ajaran-ajaran Allah terdahulu.
Ketiga, mengenai ukhuwah islamiah dan ukhuwah insaniyah. Ukhuwah islamiah didasarkan kepada persamaan pada persoalan yang paling mendasar dalam hidup, yaitu persamaan aqidah. Sedangkan ukhuwah insaniyah adalah hubungan yang menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan martabat kemanusiaan untuk mencapai kehidupan yang sejahtera, adil dan damai. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa ukhuwah insaniyah bersifat solidaritas kemanusiaan.
[1] Narendra, A. (2012, 03 20). Islam dan Toleransi antar Umat Beragama. Diambil kembali dari sustainablemovement.wordpress.com: https://sustainablemovement.wordpress.com/2012/03/20/islam-dan-toleransi-antar-umat-beragama/
- Pure Wrath : Pugar Arang sisa Parang
- Kita Tidak Tambah Tua, Cuma Jadi Vintage
- 7 Hal yang Perlu Dipelajari Sebelum Umur 30 Tahun
- Wujud Pahala dan Dosa
- Petuah Bagi Bapak-Bapak yang Punya Keinginan Resign