Untukmu, Saudara Seimanku

damai-breakpos.com

Agama Islam adalah agama yang sempurna. Hal itu telah mutlak termaktub dalam firman-Nya yang suci, Surah Al-Maidah ayat 3. Maka telah jelas bahwa islam telah mengatur segala aspek kehidupan manusia. Mulai dari aspek hubungan manusia dengan Allah (hablumminannas) maupun aspek hubungan manusia dengan sesame manusia (hablumminallah). Begitu indahnya Islam mengajarkan kita tentang persaudaraan. Karena hakikatnya, yang dimaksud persaudaraan bukan hanya ikatan antar manusia dengan keturunan satu darah, melainkan pula ikatan antar manusia dalam satu agama. Terlebih islam sangat menjungjung persaudaraan sesama umat Muslim.

Beberapa waktu lalu ramai dibahas tentang kasus toleransi beragama. Sedikit menyinggung, aksi damai 411 maupun 212 yang berlangsung di Jakarta menjadi salah satu bukti dari betapa besarnya ikatan ukhuwah antar umat muslim untuk membela agama tercintanya. Di luar banyaknya pendapat yang setuju dan tidak setuju terkait aksi tersebut, ada satu hal yang lebih menarik untuk di bahas, yaitu rasa persatuan antar umat muslim.

Baiklah, akan saya ajak untuk bersama-sama mengunjungi beberapa tahap agama islam mengajarkan persaudaraan.

Tahap 1. Kenali saudaramu

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal” (Al-Hujurat : 13)

Rangkaian ayat yang sangat indah mengajak kita untuk berani mengenal satu sama lain. Sebuah tindakan sederhana tapi berefek sangat besar. Memulai perkenalan mungkin menjadi hal yang sulit dilakukan untuk sebagian orang, namun ada keistimewaan tersendiri bagi orang-orang yangberani untuk melakukannya. Sayangnya semakin tinggi derajat dan kesibukan seseorang kadang membuat mereka semakin sulit untuk berani memulai perkenalan.sifat egoisme dan sifat selalu ingin dihargai menjadi salah dua alasannya. Berpendapat bahwa orang lain lah yang harusnya menjulurkan tangan lebih dulu karena itu akan menimbulkan kebanggan tersendiri bagi dirinya. Namun apakah dia sadar bahwa sikapnya yang seperti ini justru dapat menimbulkan masalah yang lebih besar?

Sebuah berita yang ditulis oleh Yusuf Wijanarko dalam Pikiran Rakyat 21 Desember, 2016 pukul 13:28, menerangkan bahwa tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri telah menggerebek empat orang terduga teroris di sebuah kontrakan di wilayah Tangerang Selatan. Tiga orang di antaranya tewas. Dalam berita ini dipaparkan bahwa penggerebekan tersebut terjadi di sebuah kontrakan yang berada di tengah-tengah hunian masyarakat. Betapa mirisnya saat mengetahui bahwa masyarakat tidak mengenal orang-orang yang ditangkap oleh polisi tersebut. mengenal namanya saja tidak. Padahal mayoritas penduduk di wilayah tersebut adalah islam. Bayangkan betapa menyeramkannya kejadian ini. Jadi, masih malukah Anda untuk berkenalan?

Tahap 2. Ingatkan dia ketika melakukan kekhilafan

Setelah berkenalan, lalu apa?

Wahai saudara seimanku yang baik hatinya, amr ma’ruf nahi munkar sangat sering kita dengar. Namun sudah pahamkah kita? Sudah teramalkankah kata-kata itu? Atau bahkan kata-kata indah tersebut hanya sebuah kata-kata bagai kertas putih terhempas angin malam?

Sekali lagi islam mengajarkan bagaimana kita menjaga saudara kita. Terkonsep rapih dalam tugas kita sebagai manusia, yaitu beribadah kepada Allah, Tuhan Yang Maha Menciptakan, dan menjadi khalifah di atas muka bumi.

Sudah selayaknya tugas manusia sebagai khalifah adalah amr ma’ruf nahi munkar, menyeru kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran. Tidak usah bersulit-sulit membuat sebuah program kesejahteraan bersama yang mengeluarakan banyak duit, cukup dengan satu dua hal sederhana. Sudahkah kita mengingatkan teman kita untuk shalat ketika dia sedang asyik dengan urusan duniawinya? Sudahkah kita mengajarkan adik kita bagaimana cara berwudhu? Sudahkan kita menjenguk tetangga yang sakit?

Marilah dari detik ini kita tingkatkan kepedulian kita. Tak usah ragu ketika orang yang kita ingatkan merasa terganggu bahkan mengeluarkan amarahya, cukup balas itu semua dengan senyuman kasih sayang. Maka ia akan mengerti mengapa kita menginatkannya untuk berbuat kebaikan.

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kejikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” (Ali-Imron : 104)

Masyaa Allah, betapa beruntung kita jika mau melakukan kebaikan. Tidak sebatas berkenalan, bertukar nomor hp, atau meminta id line, tapi lebih dari itu saling melindungi dan saling menjaga.

Tahap 3. Damaikanlah mereka

“Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.” (Al-Hujurat : 9)

Ketika sudah mengenal, dan mengingatkan saudara kita ketika melakukan kekhilafan, apa yang harus dilakukan selanjutnya?

Sekali lagi betapa islam sangat memperhatikan ikatan persaudaraan. Pertengkaran, perbedaan pendapat, peraduan egoisme adalah hal yang lumrah terjadi. Bukti  bahwa setiap manusia diberi akal pikiran. Namun, jangan jadikan perbedaan-perbedaan itu menjadi api penyulut kebencian dan perpisahan. Tetaplah menyatu karna segala ilmu berasal dari Tuhan Yang Maha Esa. Betapa malu kita sebagai umat islam ketika menyuarakan perdamaian antar umat muslim beragama, namun perkelahian dan perdebatan terjadi dalam agama kita sendiri? Agama yang menyeru kepada kebaikan dan perdamaian justru terpecah belah karena egoisme individu dan kelompok?

Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya, ketika ada yang berseteru maka harus ada yang mendamaikan. Sungguh mulia nya mereka yang memisahkan kedua pihak yang berseteru. Menjaga kedamaian menjaga ikatan agar tetap untuh. Maka saling mengingatkan adalah sebuah hal yang sangat istimewa dalam ikatan persaudaraan.

Semoga kita tetap berada dalam satu cinta dan satu naungan Sang Maha Cinta.

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Al-Hujurat : 10)

 

“Damai itu aku

Damai itu kamu

Damai itu kita

 

Mengenalmu dalam hidup menjadi suatu anugerah

Mengingatkanmu dari kekhilafan adalah sebuah kewajiban

Hidup bersamamu dalam damai, itu yang aku damba

 

Mulailah untuk berdamai dengan diri sendiri

Diri yang sudah menyimpan banyak kenangan bahkan mimpi

Niscaya senja kan terangkul bersama

Dalam pelukan senyum keikhlasan sang fajar”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.