Vibrasi, Frekuensi, dan Energi

vibrasi, frekuensi, dan energi

Pastilah ada di antara para pembaca yang budiman yang merasa geli, cringe, tergelitik atau semacamnya ketika ada orang yang mengatakan “semoga semesta melimpahkan energinya”, atau “saya dan kamu rasanya sefrekuensi banget”, atau juga “Aku bisa merasakan vibrasi yang damai banget di sini.

Bisa jadi hal itu terjadi karena mereka yang mengatakannya cuma sekedar latah bin asbun. Mereka sebetulnya tidak paham juga dengan apa yang mereka ucapkan itu. Hanya berdasarkan referensi anak-anak indie-senja-kopi-asam lambung itulah mereka cuap-cuap tentang apa yang mereka tidak pahami. 

Makanya terdengar geli. Secara naluriah, kita memang bisa tahu mana ucapan yang berdasar pemahaman dan pengalaman, atau ya cuma asbun. 

Biar penulis ingatkan, Nikola Tesla, si super jenius yang punya ribuan paten, dan namanya dijadikan nama perusahaan Elon Musk itulah yang pernah mengatakan bahwa, “Jika ingin memahami rahasia alam semesta, pahamilah segala hal (realitas) dalam makna vibrasi, frekuensi, dan energi.” 

Ayo, jujur saja, dalam kalimat yang terakhir dituliskan di atas, sama sekali tidak cringe kan? Betul kan? Iya, itu bukti bahwa Mbah Tesla memang paham soal apa yang dia ucapkan. 

vibrasi, frekuensi, dan energi
Photo by Hristo Fidanov: https://www.pexels.com/photo/milky-way-galaxy-during-nighttime-1252890/

Berikutnya, ucapan Mbah Tesla itu sebetulnya bukan sekadar pernyataan, tapi menjurus pada saran yang perlu dijalankan. Tesla nampaknya sudah tahu dan fasih berpikir, bahwa segala yang ada di alam semesta ini ya berawal dari vibrasi, frekuensi, dan energi. 

Vibrasi, atau getaran adalah tanda kehidupan, vibrasi mengawali segala hal. 

Niat yang muncul dalam diri kita itu adalah vibrasi. Makanya niat baik sudah dihitung pahalanya. Makanya segala hal berdasar pada niatnya, karena ia mengawali segala hal yang akan kita wujudkan. 

Vibrasi ini yang nantinya akan memancarkan frekuensi, setiap yang kita pikirkan atau ucapkan dalam hati atau hanya selewatan, termasuk mungkin beberapa potongan video bokep yang sempat mampir di memori kita. 

Frekuensi ini yang nantinya akan mengambil bentuk energi yang akan berubah bentuk lagi nantinya dengan menembus ruang dan waktu. 

Sulit dipahami? Penulis akan ambil contoh yang lebih dekat dengan para pembaca yang budiman. Mayoritas kita sepakat bahwa doa anak yang saleh tidak akan terputus bahkan jika si orang tua sudah meninggal. Atau kita sering mengirim Al-Fatihah pada yang sudah meninggal. 

Secara teknis, apakah kita pernah mempertanyakan bagaimana do’a atau Al-Fatihah itu sampai pada yang dituju? Apakah huruf-huruf Arabnya mengambang di udara lalu masuk ke alam kubur? Oh tentu saja tidak.

Yang sedang kita kirim itu adalah energi, betul, doa adalah energi yang kita kirimkan, karenanya beda dimensi pun bisa lewat juga. 

Oh ya, energi ini juga nantinya bisa mewujud menjadi materi. Apa lagi itu? Kita ambil contoh berdoa lagi deh. Kalau kita berdoa “semoga saya dapat jodoh yang baik,” lalu Tuhan kabulkan tahun berikutnya. Atau doa lainnya yang pernah pembaca coba panjatkan bisa jadi contoh juga. 

Energi (doa) telah mewujud menjadi materi (dikabulkan). Sederhana dan bisa dipahami kan sekarang? Pada praktiknya tidak semua doa dikabulkan, ya betul, variabelnya amat banyak, contoh yang saya berikan adalah simplifikasi. Namun, para pembaca juga tidak perlu naif, bahwa ada beberapa orang yang doanya cepat kabul, bahkan baru niat sudah Tuhan wujudkan. 

Terkadang setipis itulah jaraknya, apa yang membuat doa seseorang bisa cepat dikabul bisa kita pelajari. 

Mengapa penulis menjelaskan hal ini? Mengapa hal ini penting bagi para pembaca yang budiman?

Begini, planet bumi ini mulai mengalami perubahan. Hal ini juga mempengaruhi kita manusia yang tinggal di dalamnya. Apa perubahannya, mungkin akan penulis coba urai di tulisan yang lain, karena agak pening juga memikirkannya. 

Hanya saja, penting bagi para manusia sekarang untuk memahami mengenai vibrasi, frekuensi, dan energi. Dalam tahap yang dasar saja, supaya bisa lebih memahami dunia yang sekarang. Tujuannya agar kita bisa lebih peka dengan perubahan-perubahan yang ada. 

Juga agar kita bisa menangkap pesan-pesan yang dikirimkan kepada kita dalam berbagai bentuk dan simbol. Pesan-pesan itu adalah risalah ilahi, yang diberikan untuk membimbing hidup. Ia tidak datang dalam bahasa yang kita pahami sehari-hari, namun dalam bahasa yang lebih halus, lebih murni.

Karena itu, dengan memahami vibrasi, frekuensi, dan energi itulah kita diharapkan bisa lebih memahaminya. Serta mengawali perubahan pada diri kita sebagai makhluk dengan kesadaran yang sudah ber-evolusi. 

Pembaca yang budiman juga bisa mengikuti perjalanan tentang vibrasi, frekuensi dan energi ini pada sebuah komunitas yang saat ini tengah berkembang di sini.